Hutan Kota BNI Banda Aceh



Hutan Kota BNI ini terletak di desa Tibang, Kec. Syiah Kuala, tak terlalu jauh dari Simpang Mesra menuju arah Krueng Raya, tempat ini memang masih tergolong baru. Lokasinya yang sedikit tersembunyi, membuat anda terkadang bisa saja melewatinya jika tidak melihat papan nama Hutan Kota BNI yang ada di pinggir jalan. Lokasi ini juga tak jauh dari tempat wisata Alue Naga.
Hutan kota ini dibangun atas kerja sama Pemko Banda Aceh, BNI dan Yayasan Bustanussalatin serta masyarakat Tibang sendiri.
Hutan Kota bermula dari prestasi Abdul Mutalib Ahmad di bidang lingkungan. Beliau dianugerahi Kalpataru, yaitu penghargaan tertinggi untuk penyelamat lingkungan. Bapak yang sering disapa pak Ama ini mendapat surat rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup untuk mengembangkan hutan kota di setiap daerah. Pak Ama yang berdarah Aceh ini, ingin Banda Aceh memiliki Hutan Kota yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat Banda Aceh. Pak Ama yang tergabung dengan yayasan Bustanussalatin, LSM yang fokus pada lingkungan hidup, menawarkan idenya tersebut kepada yayasan Bstanusalatin. Mendapat sambutan baik,   dengan ide tersebut beliau ikut mengembangkan konsep hutan Kota di Banda Aceh. Maka, yayasan Bustanussalatin membangun kerjasama dengan Pemerintah Kota Banda Aceh dan BNI (melalui salah satu program CSR-nya yaitu  BNI Go Green).
Daerahnya yang sebelumnya lahan rawa ini disulap menjadi sebuah Hutan dengan berbagai macam tumbuhan. Ada 150 jenis pepohonan yang ada di Hutan Kota BNI dengan jumlah total saat ini mencapai 3500 pohon, termasuk tanaman buah dan tanaman langka. Hutan ini memiliki konsep wisata yang bermanfaat bagi masyarakat kota Banda Aceh yang  memiliki fasiltas seperti Jembatan, Jalur pejalan kaki, jembatan tajuk pohon (Ramp Canopy Trail), jembatan atas bakau (Mangrove Boardwalk), area pepohonan, kolam bakau dan pembibitan ikan, juga ada taman tematik dan  taman kontemplasi. Salah satu yang menarik perhatian masyarakat adalah taman tematik. Taman  ini memiliki beragam tema, seperti taman tematik bambu, taman buah naga, taman tematik nusantara, taman tematik bunga dan taman tematik herbal. Taman-taman tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat belajar dan rekreasi serta kontemplasi.
Seperti taman tematik herbal, taman tersebut ditanam berbagai tanaman herbal, seperti bawang, selada, kacang dan lain-lain. Setiap taman diberikan symbol informasi yang berisikan nama tanaman tersebut, sehingga para orang tua yang membawa anak-anak dapat memberikan pendidikan secara langsung kepada anak-anak. Taman lain, seperti Taman bamboo dan taman bunga, dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin menjadikan taman tersebut sebagai background foto mereka.
Kemudian ada taman nusantara. Taman tersebut terbentuk karena pada bulan Mei 2011, Banda Aceh menjadi tuan rumah untuk kegiatan APEKSI. Sebanyak 99 Walikota menanam pohon ditaman tersebut dan tak ketinggalan Wali kota dari Belanda pun ikut menanam pohon ditaman tersebut.
Hutan Kota ini berfungsi untuk menjaga ekologi sebagai upaya menggalakkan Banda Aceh kota hijau yang bebas polusi, mengembalikan keanekaragaman hayati terutama di kawasan yang rusak berat akibat bencana tsunami Desember 2004, juga diharapkan mempunyai nilai sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Hutan kota BNI di Banda Aceh akan menjadi contoh bagi hutan kota lain yang akan dibangun di beberapa kota di Indonesia.
Untuk bisa berkeliling melihat hutan kota ini disediakan jalan setapak bagi para pengunjung, terdapat juga jembatan, kolam penampungan air dan tempat beristirahat. Setiap tumbuhan yang ada disini pun diberi papan nama agar pengunjung mengetahui nama dari tumbuhan itu. Selain pohon khas pantai seperti waru, kelapa, bak beum dan ketapang, ada pula tananam kayu keras (jati, trambesi, mahoni, dll), buah (mangga, jeruk, nangka, dll), bunga (kemuning, kamboja, teratai dll), dan tanaman langka khas Aceh (Geureumbang, Kari/Jampe, dll),  ada juga beberapa tanaman langka seperti Keumira, Bak Kleu, Jati Emas, Jeumpa Kuneng, bak mane, Cibrek, dan Janda Merana yang akan menjadi iconHutan Kota.  Sehingga, selain bersantai, Anda juga dapat belajar dan menambah pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan.Bukan itu saja, perjalanan Anda mengelilingi Hutan Kota akan semakin menarik ketika melintas diatas jembatan menuju hutan bakau. Jembatan dari kayu itu, akan menambah “sensasi hutan” dengan tanaman bakau di kiri kanannya.
.
Selain jalur pejalan kaki, Hutan Kota BNI dilengkapi kolam retensi yang didesain untuk sarana rekreasi. Sisi-sisinya sengaja dibuat landai agar aman bagi berbagai kalangan, termasuk anak-anak. Sementara itu, sebuah jembatan entrance sepanjang 25 meter menjadi penghubung area Hutan Kota BNI Banda Aceh dengan area parkir di pinggir jalan besar. Fasilitas lainnya yang tak kalah menarik adalah ramp canopyyang memberikan akses bagi pengunjung Hutan Kota BNI untuk mengamati pohon pada ketinggian tajuknya.Pada ketinggian ini masyarakat dapat menikmati daun, bunga, buah dan berbagai habitat flora serta fauna yang hidup di dalam tajuk pohon. Dari titik tertinggi ramp yang mencapai 5 meter, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan sekeliling hutan kota yang dipenuhi area rawa dan pantai. Pada perjalanan turun dari titik tertinggi ke arah utara tapak pengunjung akan bisa menikmati pemandangan Pulau Weh dan Pulau Aceh.
.
Selain menjadi tempat rekreasi, Hutan Kota BNI juga dijadikan lokasi penelitian oleh beberapa ilmuan yang ingin mempelajari tentang tumbuhan.Nurlia Farida, salah seorang pengelola Hutan Kota BNI menjelaskan, Hutan Kota saat ini dipilih sebagai lahan praktek oleh Mahasiswa Fakultas Pertanian Unsyiah serta tempat belajar bagi Mahasiswa MIPA Biologi Unsyiah. Secara ekologi Hutan Kota banyak memberikan manfaat yang akan mengubah tanah gersang menjadi rimbun sehingga udara menjadi sejuk. Akar pohon akan mengemburkan dan akan menyehatkan tanah. Ketika pohon telah besar kebutuhan Karbon akan terpenuhi khususnya masyarakat setempat dan juga menyejukan,” ujar Nurlia.
Hal senada juga disampaikan oleh Abdul Mutalib (60), pekerja tetap di Hutan Kota BNI. Menurutnya, selain menambah kebutuhan oksigen, di Hutan Kota juga ditanam pohon yang bisa menghasilkan dan bisa dikonsumsi. Hutan Kota dapat memberi manfaat bagi ibu-ibu yang ada disekitar Tibang, dan juga paling tidak untuk mengurangi resiko-resiko bencana alam, seperti banjir. Rencananya, pengelola akan menanam 125.000 pohon trembesi. Langkah ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap lingkungan lantaran satu pohon berkayu keras ini bisa menyerap 28,5 ton karbondioksida (CO2) per tahun.
.
.
Kota Banda Aceh sebagai Serambi Makkah juga menjadi sudut pandang para pengunjung yang selama ini melihat bahwa para remaja menjadikan tempat wisata untuk berpacaran. Hal tersebut juga tidak luput dari perhatian pengelola hutan kota. “ dari segi syariat Islam, cara yang sudah dilakukan adalah kita membatasi waktu berkunjung sampai pukul 18:00, jika sudah malam tempat ini tidak dapat dikunjungi lagi, kita juga meminta bantuan dari warga Gampong Tibang untuk memantau dan memberi teguran jika ada yang bandel ” ujar Johan Muhammad, salah satu Pengelola Hutan Kota.
.
Keunikan dari Hutan Kota BNI Banda Aceh adalah hutan kota yang dibangun dimulai dari kondisi tak ada hutan eksisiting. Lahan yang digunakan adalah lahan terbuka dan rusak karena tsunami. Sejak dibebaskan oleh Pemko Banda Aceh lahan ini tak produktif. Sebagian besar tanah adalah tanah urugan sehingga diperkirakan tak memiliki nutrisi dan unsur hara yang baik. Lokasi Hutan Kota BNI berada hanya 20 menit berkendaraan mobil dari pusat Kota Banda Aceh sehingga sangat mudah diakses masyarakat. Jalan beraspal dan lebar menambah kenyamanan. Secara formil, lahan ini sudah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh sebagai kawasan hijau. Meski pembangunan Hutan Kota BNI tersebut masih dalam tahap awal, namun menfaat yang dirasakan saat ini adalah lahan yang dulunya terbengkalai sekarang menjadi lebih hijau, meningkatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan kualitas air dan tanah, serta meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki masyarakat.
Hutan Kota BNI yang menjadi salah satu program CSR (corporate social responsibility) BNI yaitu BNI Go Green tersebut sejalan dengan program pemerintah penanaman satu miliar pohon. Dukungan pemerintah ditunjukkan dengan kedatangan Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan yang didampingi Direktur BNI Bapak Sutanto pada 29 November 2010 untuk meninjau sekaligus melakukan penanaman pohon secara simbolik.
Berikut foto-foto pemandangan yang dapat anda nikmati di hutan kota Banda Aceh :























































2 Responses to " Hutan Kota BNI Banda Aceh "