Orang Aceh mempunyai bahasa sendiri yakni Bahasa Aceh, yang termasuk rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Aceh terdiri dari beberapa dialek, di antaranya dialek Peusangan, Banda, Bueng,Daya, Pase, Pidie, Tunong, Seunagan, Matang, dan Meulaboh, tetapi yang terpenting adalah dialek Banda. Dialaek ini dipakai di Banda Aceh. Dalam tata bahasanya, Bahasa Aceh tidak mengenal akhiran untuk membentuk kata yang baru, sedangkan dalam sistem fonetiknya, tanda "eu" kebanyakan dipakai tanda pepet (bunyi e).
Dalam bahasa Aceh, banyak kata yang bersuku satu. Hal ini terjadi karena hilangnya satu vocal pada kata-kata yang bersuku dua, seperti "turun" menjadi "tron", karena hilangnya suku pertama, seperti "daun" menjadi "beuec". Di samping itu banyak pula kata-kata yang sama dengan bahasa-bahasa Indonesia bagian timur.
Masyarakat Aceh yang berdiam di kota umumnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantar, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan sosial. Namun demikian, masyarakat Aceh yang berada di kota tersebut mengerti dengan pengucapan bahasa Aceh. Selain itu, ada pula masyarakat yang memadukan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Aceh dalam berkomunikasi. Pada masyarakat Aceh di pedesaan, bahasa Aceh lebih dominan dipergunakan dalam kehidupan sosial mereka. Dalam sistem bahasa tulisan tidak ditemui sistem huruf khas bahasa Aceh asli.
Tradisi bahasa tulisan ditulis dalam huruf Arab-Melayu yang disebut bahasa Jawi atau Jawoe, Bahasa Jawi ditulis dengan huruf Arab ejaan Melayu. Pada masa Kerajaan Aceh banyak kitab ilmu pengetahuan agama, pendidikan, dan kesusasteraan ditulis dalam bahasa Jawi. Pada makam-makam raja Aceh terdapat juga huruf Jawi. Huruf ini dikenal setelah datangnya Islam di Aceh. Banyak orang-orang tua Aceh yang masih bisa membaca huruf Jawi.
(Sumber : Dinas Pariwisata Prov. NAD. 2004. Jelajah Aceh. Banda Aceh)
Belajar Bahasa Aceh
Dalam bahasa Aceh, seperti bahasa-bahasa lainnya, dikenal juga subjek berupa orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga yang bisa berupa subjek tunggal ataupun jamak. Subjek-subjek tersebut adalah:
- Orang Pertama
Tunggal
: Lon (bisa juga Lon Tuan, ungkapan sopan)
: Ku (digunakan dalam percakapan antar teman, terdegar kasar)
Jamak
: Kamoe (yang berarti kami)
: Geutanyoe (yang berarti kita)
- Orang Kedua
Tunggal
: Droeneuh (untuk orang yang lebih tua atau dituakan)
: Gata (untuk orang yang lebih muda, ungkapan sopan)
: Kah (untuk orang yang sebaya atau lebih muda, biasanya untuk teman)
Jamak
: Droeneueh mandum, Gata mandum, Kah mandum
- Orang Ketiga
Tunggal
: Gop nyan (artinya dia, baik itu laki-laki maupun perempuan, ungkapan sopan)
: Jih (artinya juga dia, bisa digunakan untuk teman atau pun orang yang lebih muda)
Jamak
- Droeneueh nyan mandum (bisa juga awak nyan mandum atau ureueng nyan, sebagai ungkapan sopan)
: Awak jeh mandum ( bisa juga Ureueng jeh)
Sekarang kita sudah mengenal subjek-subjek dalam bahasa Aceh, jadi kita lanjutkan dengan membuat kalimat menggunakan subjek-subjek tersebut. Contoh kalimat sederhana:
Lon pajoh timphan
- Lon (saya) - lonpajoh --> lon + pajoh (makan) - timphan (kue tradisional Aceh)
Perhatikan kata lon pajoh, yang terdiri dari awalan lon dan kata kerja pajoh. Dalam bahasa Aceh, setiap subjek memiliki awalan yang dikombinasikan dengan kata dasar(kerja) yang sesuai dengan respek terhadap subjek tersebut. Pasangan subjek dan awalan tersebut adalah:
- Lon : lon - Ku : ku - Kamoe : meu - Geutanyoe : ta - Droeneueh : neu - Gata : ta - Kah : ka - Droeneuh mandum : neu - Gata mandum : ta - Kah mandum : ka - Gop nyan : geu - Jih : di - Droeneuh nyan mandum : geu - Awak nyan mandum : di
Contoh lain kalimat sederhana:
Kami pergi ke sawah Kamoe meujak u blang
- Kamoe (kami) - meujak --> meu + jak(pergi) - u (ke) -> blang (sawah)
Dia sudah pulang Gop nyan ka geuwoe atau Jih ka diwoe
- Gop nyan (dia) - ka (sudah) - geuwoe --> geu + woe (pulang) - Jih (dia) - ka (sudah) - diwoe --> di + woe (pulang)
Hal yang sama juga berlaku untuk subjek-subjek yang lain.
Bunyi Bahasa Aceh
Bunyi dalam bahasa Aceh terbagi dua, yaitu bunyi hidup (vokal) dan bunyi mati (konsonan). Masing-masing bunyi ini terbagi lagi menjadi bunyi tunggal dan bunyi rangkap.
I. Bunyi hidup (vokal)
I.1 Bunyi hidup – tunggal bahasa Aceh memiliki bunyi hidup yang dihasilkan melalui mulut (vokal oral) dan hidung (vokal nasal). (a) vokal oral
- a : aduen (abang) bak (pohon) rab (dekat) saka (gula)
- i : iku (ekor) ija (kain) bit (benar) sit (juga) - e : dilafalkan seperti huruf e dalam kata lebih atau berani le (banyak) let (cabut) tahe (pandang) beuhe (berani)
- eu : eu (lihat) aneuk (anak) keude (kedai, warung) leubeh (lebih)
- é : dilafalkan seperti huruf e dalam kata sate ék (mau, sanggup, naik) éh (tidur) tabék (hormat) lé (oleh)
- è : dilafalkan seperti huruf e dalam kata petak èk (tinja) bèk (jangan) salèh (shaleh) mugè (tengkulak, sales)
- o : dilafalkan seperti huruf o dalam kata bosan lob (membalik) boh (buah) ok (bohong) po (empunya)
- ô : dilafalkan seperti huruf o dalam kata foto ôk (rambut) ôn (daun) lôn (saya) bôh (mengisi)
- ö : dilafalkan antara bunyi o dan e böh (buang) gadöh (hilang) beu-ö (malas) deungö (dengar)
- u : uram (pangkal) bu (nasi) karu (ribut) turi (kenal) (b) vokal nasal- 'a : 'ab (suap) s'ah (bisik) meuh'ai (mahal) nadeu'a (sakit parah)
- 'i : 'i-'i (suara tangis) 'ibadah (ibadah) t'ing (tiruan bunyi) sa'i (mengurung diri, bersemedi) - 'è : 'èt (pendek) la'èh (lemah) pa'è (tokek) 'èktikeuet (niat)
- 'eu : 'eu (ya) ta'eun (wabah)
- 'o : 'oh (hingga, cara, ketika) sy'o (sengau) kh'ob (bau busuk) ch'ob (tusuk)
- 'ö : is'öt (geser) ph'öt (bunyi padam api)
- 'u : 'u-'u (tiruan bunyi) meu'u (membajak) I.2 Bunyi hidup – rangkap
Bunyi hidup - rangkap dalam bahasa Aceh dapat dipilah dalam dua cara. Pertama, vokal rangkap yang dihasilkan melalui mulut (vokal oral) dan vokal rangkap yang dihasilkan melalui hidung (vokal nasal). Kedua, bunyi hidup - rangkap dapat pula dipilah menjadi vokal berakhiran e dan vokal berakhiran i. (a) vokal rangkap berakhiran e.
- ie : dilafalkan seperti huruf i yang diakhiri dengan huruf y ie (air) mie (kucing) sie (daging/potong) lieh (jilat)
- èë : dilafalkan seperti huruf è yang diakhiri dengan huruf y teubèë (tebu) kayèë (kayu) batèë (batu) bajèë (baju)
- euë : euë (lapang/mandul) keubeuë (kerbau) uleuë (ular) pageuë (pagar)
- oe : dilafalkan seperti huruf o yang diakhiri dengan huruf w baroe (kemarin) sagoe (sudut) duroe (duri) putroe (putri)
- öe : lagöe
- ue : dilafalkan seperti huruf u yang diakhiri dengan huruf w yue (suruh) sue (ampas) bue (kera) kue (ikat)
- 'ie : dilafalkan seperti huruf 'i yang diakhiri dengan huruf y p'ieb (hisap) reuh'ieb (rusak) reung'ieb (sejenis serangga) kh'ieng (bau busuk)
- 'èe : dilafalkan seperti huruf 'è yang diakhiri dengan huruf y 'èerat (aurat) peuna'èe (berulah)
- 'eue : dilafalkan seperti huruf 'eu yang diakhiri dengan huruf y 'eue (merangkak) s'euet (menampi)
- 'ue : dilafalkan seperti huruf 'u yang diakhiri dengan huruf w 'uet (telan) meu-'ue (membajak) neuk'uet (menir) s'ueb (limpa)
(b) vokal rangkap berakhiran i
- ai : dilafalkan seperti rangkaian huruf ai pada kata pakai sagai (saja) kapai (kapal) akai (akal) gatai (gatal)
- 'ai : dilafalkan seperti huruf 'a yang diakhiri dengan huruf y meuh'ai (mahal) - ei : hei (panggil)
- oi : boinah (kekayaan, harta benda) - ôi : dilafalkan seperti huruf ô yang diakhiri dengan huruf y bhôi (kue bolu) cangkôi (cangkul) tumpôi (tumpul) dôdôi (dodol)
- öi : lagöina (sangat)
- ui : dilafalkan seperti huruf u yang diakhiri dengan huruf y bui (babi) phui (ringan) cui (cungkil) apui (api)
II. Bunyi mati (Konsonan)
II.1 Bunyi mati - tunggalBahasa Aceh terdiri atas 24 buah bunyi mati - tunggal, yaitu:
- p : pajôh (makan) papeuen (papan) gobnyan (beliau) jakhab (terkam)
- t : tangké (tangkai) takue (leher) intat (antar) brat (berat)
- c : cah (tebas, babat) cabeueng (cabang) pancang (pancang) pucôk (pucuk)
- k : ka (sudah) likôt (belakang) galak (suka) jak (pergi)
- b : bunoe (tadi) keubeue (kerbau) sabab (sebab) kitab (kitab)
- d : deuh (tampak) duroe (duri) gadôh (lalai) gadöh (hilang)
- j : jeumöt (rajin) jén (jin) bajèe (baju) bajeueng (bejat)
- g : gabuek (sibuk) gidöng (injak) lagèe (seperti) lagôt (laku-dagangan)
- f : faké (fakir)
- s : su (suara) sipak (sepak) asoe (isi) gasien (miskin)
- sy : syaé (syair) désya (dosa) kasy'ak (becek)
- h : h'iem (teka-teki) jeuheuet (jahat) dah (sumbu) beukah (pecah)
- m : mat (pegang) timu (timur) gulam (pikul) tém (mau)
- n : na (ada) niet (niat) tagun (memasak) kheun (baca, kata)
- ny : nyan (itu) nyoe (ini) siny'ok (hempas) pany'ot (lampu) - ng : ngeut (bodoh) ngui (pakai) teungeut (kantuk, tidur) teugageueng (terpelanting)
- mb : mbôn (embun) mbông (sombong) - nd : kandét ganda tandéng- nj : panjoe meunjéng (cincin sumur) anjông kanji
- ngg : nggang (bangau)
- l : leumah (tampak) langai (bajak, garu) geuluyung (telinga) paleuet (telapak tangan)
- r : röt (jalan) rô (tumpah) baroe (kemarin) puréh (lidi)
- w : wa (peluk) wie (kiri) weueh (sedih) geulawa (lempar)- y : yôh (ketika) yö (takut) payah (payah, sukar) piyôh (istirahat)
II.2 Bunyi mati - rangkap
Bunyi mati - rangkap, yang disebut juga gugus konsonan, dalam bahasa Aceh terbagi menjadi bunyi mati - rangkap yang berakhiran h, l, dan r.(a) konsonan rangkap berakhiran h
- ph : pha (paha) phôn (pertama) timphan (jenis penganan khas Aceh) phô (jenis tarian Aceh)
- th : thô (kering) that (sangat) lathuk (berlumur - kotoran) thôn (tahun)
- ch : ch'a (pencar) chèn (loncat, lompat) chik (dewasa)
- kh : kha (paling berani, kuat, keras) jakhab (terkam) khueng (kemarau) kh'ieng (bau)
- bh : bhôi (kue) bhah (masalah) bhan (ban) bhoe (rapuh, renyah)
- dh : dhoe (dahi) dhiet (cantik) dheuen (dahan)
- jh : jhô (sorong, tolak) jhung (menarik)
- gh : leughum (tiruan bunyi) gham-ghum (tiruan bunyi)
- lh : lham (tenggalam) lhat (tambat, sangkut) lhôh (terangi) lhôn (telanjang)
- rh : rhah (cuci) rhoh (berbuah - padi) rhob (riuh)
(b) konsonan rangkap berakhiran l
- pl : plueng (lari) plè (tuang) plôh (puluh) plöh (lepas)
- cl : cl'am-clum (tiruan bunyi gerak kaki dalam air) clab-club (tiruan bunyi)
- kl : klo (tuli) kleuet (liat) kleueng (elang)
- bl : bloe (beli) blang (sawah) blie (pelotot) publa (melerai) - gl : gla (licin)
glue (licin - tangan) glông (lingkaran) glöng (pancangkan)
(c) konsonan rangkap berakhiran r
- pr : pruh (tiup/hembus) pr'iek (robek) pruet (perut) prah (peras)
- tr : trieng (bambu) trueng (terong) trang (terang) trôh (simpan, tiba)
- cr : crôh (goreng) crah (retak) cr'ah (tumis) crông (timba)
- kr : krueng (sungai) kreueh (keras) krang (rapuh, renyah)
- br : breueh (beras) brôh (sampah) brôk (buruk) bruek (tempurung)
- dr : droe (diri) jeundrang (jerami) geundrang (genderang)
- jr : jroh (baik/bagus) jra (jera) jruek (awet, pekasan) keujruen (pengawas)
- gr : grah (haus) groh (putik) grôb (lompat)
Dalam mempelajari bahasa Aceh, perlu juga diperhatian beberapa bunyi yang berbeda antara bahasa Aceh dengan bahasa Melayu. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:
- Bahasa Aceh memiliki konsonan rangkap baik pada suku pertama maupun suku kedua, misalnya:
Pada suku pertama; pada suku kedua; dhoe (dahi); atra (harta); kha (berani); jakhab (terkam); brôh (sampah); geundrang (genderang); glang (cacing); ablak (sejenis hiasan); pha (paha); subra (riuh rendah); cheue (teduh); ganchéb (kuncikan); dan lain-lain dan lain-lain
- Bunyi d dan t disuarakan dengan menggerakkan ujung lidah pada langit-langit dekat akar gigi atas.
- bunyi d yang terdapat pada akhir kata bahasa Melayu menjadi bunyi t dalam bahasa Aceh, misalnya: Ahad menjadi Aleuhat (hari Minggu) dalam bahasa Aceh.
- bunyi rangkap èë dalam bahasa Aceh, kadang-kadang menggantikan bunyi u dalam bahasa Melayu, misalnya:
kayu -> kayèë; asu -> asèë; kutu -> gutèë; batu -> batèë; bulu -> bulèë; pangku -> pangkèë; baju -> bajèë; tamu -> jamèë; guru -> gurèë; malu -> malèë; ribu -> ribèë; tentu -> teuntèë; palu -> palèë; dan lain-lain
- bunyi oe (ow) bahasa Aceh kadang-kadang menggantikan bunyi i bahasa Melayu, misalnya:
puteri -> putroe; kami -> kamoe; tuli -> tuloe; mandi -> manoe; jari -> jaroe; laki -> lakoe; kemudi -> keumudoe; puji -> pujoe; ganti -> gantoe; negeri -> nanggroe; adik
-> adoe; dan lain-lain
- bunyi eue bahasa Aceh kadang-kadang menggantikan bunyi a pada suku kedua yang mendahului konsonan penutup bahasa Melayu, misalnya: bulan -> buleuen; salam -> saleuem; udang -> udeueng; hutan -> uteuen; atas -> ateueh; lintang -> linteueng; layar -> layeue; orang -> ureueng; pinang -> pineueng; papan -> papeuen; ular -> uleue; dan lain-lain
- bunyi r pada akhir kata bahasa Melayu, biasanya menjadi hilang dalam bahasa Aceh, misalnya:
ular -> uleuë; ukur -> ukô; alur -> alue; kapur -> gapu; layar -> layeue; dengar -> deungö; sekadar -> sekada; sabar -> saba; dan lain-lain
- bunyi s pada akhir kata bahasa Melayu, biasanya berubah menjadi bunyi h dalam bahasa Aceh, misalnya:
habis -> abéh; kipas -> kipah; balas -> balah hangus -> angoh; mas -> meuh; halus -> halôh tipis -> lipéh; beras -> breueh; keras -> kreueh gelas -> glah; putus -> putôh; harus -> harôh kapas -> gapeueh; tikus -> tikôh; Kamis -> Hamèh ramas -> ramah; peras -> prah; tawas -> tawah ibus -> ibôh; nafas -> nafah;
hello there and thank you for your info – I have certainly picked up
BalasHapusanything new from right here. I did however expertise several technical points using this website, as I experienced to reload the site a lot of times previous to I
could get it to load correctly. I had been wondering if your hosting is
OK? Not that I am complaining, but slow loading instances times will sometimes affect your placement in google and could damage your
high quality score if ads and marketing with Adwords.
Anyway I'm adding this RSS to my e-mail and could look out for a lot more of your respective
intriguing content. Make sure you update this again soon.
Here is my homepage :: world at arms hack - wordpress.com -
e cigarette forum, electronic cigarettes reviews, electronic cigarettes, e cigarettes, e cigarette, smokeless cigarettes
BalasHapusKnp bhsa aceh tdk ada akhiran yg menggunakan huruf s
BalasHapus