Valentine Day; antara sejarah dan mitos pemuja cinta


Hari Valentine atau Valentine Day yang biasa dirayakan muda-mudi pada tanggal 14 Februari, selalu diidentikkan dengan hari kasih sayang.
Hari berbagi cinta kasih dengan teman, sahabat, keluarga hingga kekasih. Di mana banyak yang mengungkapkan rasa cinta dengan puisi, kata-kata mutiara indah, berbagi coklat dan lainnya.
Budaya perayaan valentine day berasal dari Yunani. Sementara dalam Islam sendiri tidak ada istilah perayaan yang seperti itu. Terlepas boleh atau tidaknya hari valentine dirayakan. Tahukah anda seperti apa sejarah dan mitos Valentine Day??
Sejarawan menyebutkan bahwa titik awal valentine day berasal dari era Yunani kuno. Di mana menurut kalender Yunani kuno, pertengahan bulan Februari adalah hari penghormatan terhadap pernikahan dewa mereka, Dewa Zeus dengan Hera.
Itulah mengapa pada pertengahan Februari selalu dilakukan pesta pora memeriahkan hari kasih sayang para dewa mereka.
Sejarah terus bergulir hingga sampai pada masa masa keemasan agama Katolik di Eropa. Tahun 496, Paus Gelasius menetapkan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk mengenang jasa-jasa Santo Valentinus. Meski disebutkan, Paus Gelasius I tidak mengetahui martir bernama Santo Valentinus.
Untuk memperkuat legenda Santo Valentinus ini, tulang belulang dari makam Santo Hyppolytus yang berlokasi di Tibertinus dekat Roma, disebutkan sebagai kerangka jenazah St. Valentinus.
Tahun 1836, kerangka itu dimasukkan dalam peti yang terbuat dari emas dan ditempatkan di gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia oleh Paus Gregorius XVI.
Hingga sekarang, peti jenazah terbuat dari emas yang berisikan kerangka tersebut setiap tanggal 14 Februari selalu banyak di ziarahi oleh pemujanya. Lalu diadakan misa khusus untuk memberkati para muda-mudi yang tengah dimabuk asmara.
Legenda Santo Valentinus yang mengusung perayaan hari Valentine Day dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969. Dalam rangka menghapuskan santo-santo gadungan yang tidak dikenal asal-usulnya.
Namun kata Valentine Day sendiri baru tersebutkan secara tertulis pada abad pertengahan (sekitar abad 14) lewat karya sastra Geoffrey Chaucer pada abad ke-14 yang berjudul Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) : For this was sent on Seynt Valentyne's day when every foul cometh there to choose his mate.
Pada era itu, setiap tanggal 14, pasangan-pasangan kekasih saling menukarkan catatan atau surat-surat cinta dan menyebut pasangannya sebagai “My Valentine”.
Pada era modern, budaya dan legenda hari Valentine Day semakin menyebar seiring dengan berbagai penjajahan yang dilakukan oleh Inggris dan Amerika ke seluruh penjuru bumi.
Ditambah dengan promosi besar-besaran di berbagai media seperti televisi, majalah, koran, internet dan buku-buku. Membuat budaya Valentine Day yang notebonenya berasal dari legenda ini menjadi mendunia, yang begitu di puja dan dinanti para kawula muda.
Itulah sekelumit cerita tentang Sejarah Valentine Day. Sangat disayangkan, dari masa ke masa, esensi dari hari kasih sayang ini bergeser fungsi dan maknanya menjadi hal yang sangat negatif dari segi budaya dan agama. Alangkah baiknya jika memilih budaya yang tepat dengan kultur dan agama kita.
Masih berminat merayakan Valentine Day?

1 Response to " Valentine Day; antara sejarah dan mitos pemuja cinta "