Ilustrasi |
Pembagian Waktu Dalam Bahasa Aceh
Berikut ini adalah beberapa penunjuk waktu dalam bahasa Aceh yang lazim digunakan oleh masyarakat Aceh. Nama-nama waktu tersebut sering diambil dari pembagian waktu menurut agama yakni beberapa waktu (Aceh: wa'tee atau watee) atau jangka waktu untuk sembahyang wajib, sedangkan lain diambil sebagai dasar kegiatan sehari-hari, waktu makan dan lain-lain sebagainya.
- Ban beukah mata uroe (dengan terbitnya matahari), kira-kira pukul 6 pagi.
- Sigalah uroe (matahari tinggi segalah, yakni segalah dipakai untuk mendorong perahu), kira-kira pukul 7.00 - 7.30.
- Wate atau wa'tee bu ("waktu nasi", yakni waktu makan), kira-kira pukul 9.
- Ploih meuneu'ue (melepaskan bajak yakni waktu pembajak dan kerbaunya beristirahat sesudah makan pagi), kita-kita pukul 10.
- Peuna cot (matahari mendekat puncak) kira-kira pukul 11.
- Cot (puncak) kira-kira pukul 12 siang.
- Reubah cot (jatuh dari puncak) atau leuho (lafal Aceh untuk waktu bahasa Arab zuhr, tengah hari) kira-kira pukul 12.30.
- Peuteungahan leuho (pertengahan waktu untuk sembahyang wajib tengah hari) kira-kira pukul 13.30 - 14.00.
- Akhe leuho (bagian akhir waktu yang disebut di atas) kira-kira pukul 15.00.
- Asa (awal waktu untuk sahalat sore atau ashar) kira-kira pukul 15.30.
- Peuteungehan asa (pertengahan waktu di atas) kira-kira pukul 16.30 - 17.00.
- Akhe asa (bagian akhir waktu di atas) kira-kira pukul 17.30.
- Mugreb (matahari terbenam) kira-kira pukul 18.00.
- Isya (malam, khusus awal malam dalam bahasa Arab 'isya) kira-kira pukul 19.30.
- Teungoh malam (tengah malam) kira setelah Isya.
- Suloih yang akhe (sepertiga terakhir dari malam) kira-kira pukul 01.30 - 04.30.
- Kukue' mano' siseun (ayam jantan berkokok sekali) kira-kira pukul 03.00.
- Kukue' mano' rame (ayam jantan berkokok terus) kira-kira pukul 4.00 - 4.30.
- Mureh (garis fajar di ufuk) atau suboh (Arab: subh = pagi) atau paja (Arab: fajr = dini hari) mejelang pukul 05.00.
Nama Bulan dalam Bahasa Aceh
Sebagian besar masyarakat Aceh, dalam menentukan penanggalan untuk bulan-bulan hampir sama dengan yang dipakai oleh orang Melayu dan orang Islam lainnya. Tahun yang dipakai adalah tahun kamariah yang lamanya sekitar 254 hari. Tahun yang sama dengan bulannya dipakai pula dalam kehidupan sehari-sehari dengan nama yang bisa dipakai dalam bahasa Arab.
Sebagian besar nama yang dipakai adalah nama dalam bahasa Arab yang diucapkan dalam lafal Aceh dan umumnya sudah dikenal oleh kalangan terpelajar. Berikut ini merupakan ikhtisar nama-nama bulan dalam bahasa Arab dengan lafal dalam bahasa Aceh:
- Muharram (bahasa Arab), Asan-usen (bahasa Aceh) untuk memperingati Hasan dan Husain pada tanggal 10 Muharram.
- Safar (bahasa Arab), Sapha (bahasa Aceh)
- Rabi'al al-awwal (bahasa Arab), Mulot (bahasa Aceh) dari Maulid, memperingati hari lahir Nabi Muhammad, jarang disebut Rabi'oy away.
- Rabi'al al-akhir (bahasa Arab), Adoe Mulot (bahasa Aceh) adik lelaki Mulot, sebab peringatan hari lahir Nabi juga pada bulan itu, jarang disebut Rabi'oy akhe.
- Jumada al-awwal (bahasa Arab), Mulot seuneulheueh (bahasa Aceh) akhir Mulot sebab bulan ini masih dipakai untuk memperingati lahirnya Muhammad. Wanita sebagai pemeliharan segala yang kuno di Aceh, menyebut juga bulan ini Madika phon berarti "yang pertama bebas" : asal usulnya tidak jelas, jarang disebut Jamado away.
- Jumada al-akhir (bahasa Arab), Kanduri boh kayee (bahasa Aceh) yakni kenduri buah-buahan secara keagamaan. Jarang disebut Jamado akhe.
- Rajab (bahasa Arab), Kanduri apam (bahasa Aceh) yakni kenduri kue apam, jarang disebut Rajab atau Ra'jab.
- Sya'ban (bahasa Arab), Kanduri boe (bahasa Aceh) yakni kenduri nasi, jarang disebut Syakban atau Sakban.
- Ramadhan (bahasa Arab), Puasa (bahasa Aceh)
- Syawwal (bahasa Arab), Uroe raya (bahasa Aceh) bulan perayaan atau Syaway.
- Zu 'a;-qa'dah (bahasa Arab), Meu'apet (bahasa Aceh) yakni terjepit, terkurung seperti dalam bahasa Melayu, Jawa, Sunda: apit, hapit atau Doy Ka'idah.
- Zu 'al-hijjah (bahasa Arab), Haji atau Doy hijjah (bahasa Aceh)
Sedangkan untuk nama hari sendiri dalam lafal bahasa Aceh juga diambil dari bahasa Arab, seperti: Aleuhat (Ahad), Seunanyan (Senin), Seulasa (Selasa), Arbe'a/Arbi'a (Rabu), Hameh (Kamis),Jeumeu'ah (Jum'at), Sabtu (Sabtu).
Sumber :
De Atjehers Jilid I, Dr. C. Snouck Hurgronje, E.J. Brill, Leiden, 1893.
0 Response to " Pembagian Waktu & Nama Bulan Dalam Bahasa Aceh "
Posting Komentar