Ilustrasi |
Uek keubeu uek
keubeu matee lam seunamuek
Pakoen matee ikah hai keubeue
Hana soe rabee iloen hai po
Pakeun han karabee ikahi hai aneuk miet ?
saket pruet iloen hai po
Pakon saket ikah hai pruet ?
Bu meuntah iloen hai po
Pakeun meuntah ikah hai bu ?
Kaye basah i loen hai po
Pakoen basah ikah hai kaye ?
Ujeun rhah ilon hai po
Pakoen ka toh ikah hai ujeun ?
Cangguek lakee, ilon hai po
Pakoen kalakee ikah hai cangguek ?
Uleue coh iloen hai po
Pakoen ka coh ikah hai uleue ?
Manoek bathuk ilon hai po
Pakeun ka bathuek ikah hai manoek ?
Kleueung tak ilon hai po
Pakon ka tak ikah hai kleueng ?
Siwah tak ilon hai po
Pakon ka tak ikah hai siwah ?
Galak-galak kutak sigoe.
"Uek" kerbau menguak
Kerbau mati di pengembalaan
Mengapa mati engkau wahai kerbau ?
tak ada yang mengembala daku hai tuan
Mengapa tidak kau gembala wahai sang anak ?
Sakit perut daku hai tuan
Mengapa sakit wahai perut ?
Nasi mentah daku hai tuan
Mengaoa mentah kau wahai nasi ?
Kayu basah daku wahai tuan
Mengapa basah kau wahai kayu ?
Diguyur hujan daku hai tuan.
Mengapa turun engkau hai hujan ?
Katak yang minta wahai tuan.
Mengapa kau minta wahai katak ?
Ular patuk daku hai tuan
Mengapa kau patuk wahai ular ?
Ayam patuk daku hai tuan
Mengapa kau patuk wahai ayam ?
Elang yang sambar daku hai tuan
Mengapa kau sambar wahai elang ?
Siwah yang tetak daku hai tuan
Mengapa engkau tetak wahai siwah ?
Suka-suka aku, kutetak sekali.
Ulasan
Dalam suatu tatanan hidup, banyak komponen masyarakat yang mengemban tugas masing-masing. Lebih-lebih dalam suatu organisasi, masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab menurut bidangnya. Namun, kalau terdapat suatu kegagalan dalam suatu misi, masing-masing komponen melepas diri dari tanggung jawab. Ada yang memberi alasan yang masuk akal, dan ada pula yang tidak. Bahkan ada yang arogan, sok kuasa. Inilah yang dilakoni oleh burung siwah.
Siwah adalah sejenis burung yang suka memangsa anak ayam, sama kelakukannya dengan burung elang. Tetapi ia mampu mengalahkan elang dengan sambaran-sambarannya. Karena itu ia dapat bertindak sesuka hatinya. Ini terbukti dari perkataannya bila di tanya mengapa ia menyambar anak ayam. Ia hanya menjawab sekenanya saja: suka-suka aku, aku sambar sekali. Inilah arogansi atau sewenang-wenang "penguasa" atas makhluk lainnya.
Dibalik itu, dari cerita di atas, pihak-pihak yang di beri tanggung jawab untuk mengembala kerbau, mulai dari sang anak, perut, nasi kayu, hujan, kodok, ular dan ayam juga memberi alasan sekenanya saja. Tanggung jawab atas suatu kegagalan hanya di limpahkan kepada "penguasa" yaitu siwah.
Keadaan ini banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yang harus dicermati dan ditanggulangi.
0 Response to " Cicem Siwah "
Posting Komentar